Archive for 2016
Struktur Organisasi
By : Muhammad iskandar
1. Definisi Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah
suatu susunan atau hubungan antara komponen bagian-bagian dan posisi dalam
sebuah organisasi, komponen-komponen yang ada dalam organisasi mempunyai
ketergantungan. Sehingga jika terdapat suatu komponen baik maka akan berpengaruh
kepada komponen yang lainnya dan tentunya akan berpengaruh juga kepada
organisasi tersebut.
2. Dimensi Struktur
Organisasi
Empat desain keputusan
(pembagian kerja, pendelegasian kewenangan, pembagian departemen, dan rentang
kendali) menghasilkan struktur organisasi, Para peneliti dan praktisi manajemen
berusaha untuk mengembangkan pemahaman mengenai hubungan antar struktur dan
kinerja, sikap, keefektifan, dan variabel lainnya. Secara umum, gambaran
mengenai struktur meliputi formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan.
a. Formalisasi
Formalisasi mengacu derajat
dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis
dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur dan
aturan yang ketat dalam setiap kegiatan / pekerjaan di dalam organisasi. Dengan
demikian, semakin formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan
prosedur kerja. Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang
tinggi, pendelegasian kewenangan yang tinggi, pembagian departemen berdasarkan
fungsi, dan luasnya rentang kendali.
b.
Sentralisasi
Sentralisasi merupakan
dimensi struktur organisasi yang mengacu pada derajat dimana kewenangan untuk
mengambil keputusan dikuasai oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi
dengan empat desain keputusan adalah sebagai berikut : Semakin tinggi
spesialisasi kerja, semakin besar sentralisasi, Semakin sedikit kewenangan yang
didelegasikan, semakin besar sentralisasi, Semakin besar penggunaan departemen
berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi, Semakin luas rentang kendali,
semakin besar sentralisasi.
c.
Kerumitan
Kerumitan (complexity) adalah
suatu struktur organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau unit yang
berbeda dalam organisasi.
3. Departementalisasi
Departementalisasi adalah proses penentuan cara
bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi
sebagai berikut :
1. Fungsi
2. Produk atau Jasa
3. Wilayah
4. Langganan
5. Proses atau Peralatan
6. Waktu
7. Pelayanan
8. Alpa-numeral
9. Proyek atau Matriks
Departementalisasi fungsional
mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk
membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali
merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.
Kebaikan utama pendekatan
fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-
funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian
organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
Pendekatan fungsional
mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik
antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang
berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota
berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif. Dertementalisasi Divisional, Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian
divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses
atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap
departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang
berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk adalah
pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi
pemrosesan dan metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang
lain dalam organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi
daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan
menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi
menjalankan usahanya.
4. Model-model
Desain Organisasi
Pada penerapannya, model
desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan
Desain organisasi orgranik.
1.
Desain Organisasi Mekanistik
Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi
tentang keyakinan dan kepercayaan.
Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa
sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
Proses interaksi bersifat tertutup dan
terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat
atas, keputusan Relatif.
Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya
memperhalus kesalahan.
2.
Desain Organisasi Organik
Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang
keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi
melalui metode Partisipasi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di
semua tingkatan melalui proses kelompok.
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi
dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
Desain organisasi yang efektif tidak dapat
berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus
menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih
efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.
5. Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi
Dapat
menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas didalam suatu organisasi,
karena ada teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap orang yang
menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan
kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan mengapa
diperlukan implikasi manajerial desain dan struktur organisasi.
Referensi :
http://nonasakurahanami.blogspot.com/2012/11/desain-dan-struktur-organisasi_6.html
http://raitosun.blogspot.com/2012/03/model-desain-organisasi.html
http://philipus-k-s-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-68321-Umum-
Penataan%20Struktur%20dan%20Desain%20Organisasi.html
http://www.pengertianku.net/2015/06/pengertian-struktur-organisasi-dan-fungsinya.html
Scanadu Scout (alat yang bisa mendeteksi penyakit hanya dalam hitungan detik)
By : Muhammad iskandar
Scanadu Scout merupakan scaner canggih yang dapat mendiagnosa penyakit hanya dalam waktu hitungan detik.
Seperti yang ada pada film "Star Trek", scanadu scout
dapat mendeteksi suhu tubuh, denyut jantung, kadar oksigen dalam darah, tekanan darah, dan lain sebagainya.
Cara
penggunaan alat ini juga terbilang sangat mudah, cukup tempelkan alat ini di dahi kita dan secara otomatis alat ini akan
memberikan beberapa informasi seputar penyakit yang kita derita. Alat
ini dirancang oleh SEO scanadu scout Walter De Brouwer. Brouwer
mengklaim bahwa perangkat ini 99% akurat dan bisa mendiagnosa penyakit
dalam waktu sekitar sepuluh detik. Informasi yang didapat juga bisa disimpan dalam
aplikasi Smartphone untuk memantau kesehatan kita.
Alat
ini juga dilengkapi Port USB dan bateri yang dapat berlangsung selama satu
minggu meski dipakai setiap hari.
Scanadu scout pertama kali
diperkenalkan pada tahun 2012 dan juga pernah dipamerkan di Consumer Electronics
Show (CES) pada tahun 2014 di Las Vegas. Scanadu scout ini
juga dilengkapi dengan sensor dan mikrofon, yang diklaim dapat membaca
lima tanda vital. Scanadu scout sekarang dikembangkan di NASA Ames Research Centre, California, Amerika
Serikat. Alat ini dibandrol dengan harga US$ 199 atau sekitar Rp 2,5 juta.
Gimana pendapat kalian dengan adanya alat ini? Mungkin dengan adanya alat ini kita tidak perlu lagi mendatangi dokter untuk mengetahui penyakit yang kita derita, kita hanya perlu menggunakan alat ini dan tinggal beli deh obatnya diapotek, Hehehehe. Namun pasalnya alat ini belum bisa diproduksi diindonesia. Oke untuk yang ini tau lebih lanjut mengenai alat ini bisa dilihat pada video berikut ini.
Terinspirasi dari :
https://www.youtube.com/watch?v=W6UdyFWOSkU
http://tekno.liputan6.com/read/796870/tak-perlu-ke-dokter-cek-kesehatan-anda-dengan-scanner-ini
Penyebaran Informasi dan Teknologi
By : Muhammad iskandar
Teknologi penyebaran informasi telah ada sejak tahun 3000 SM. Semakin bertambahnya zaman teknologi
yang digunakannya pun semakin canggih. Berikut perkembangan teknologi informasi
dari zaman ke zaman.
Zaman Pra-Mekanik (3000 SM - 1450 M)
Pada zaman ini, manusia menggunakan symbol untuk
menyampaikan informasi. Pada tahun 2000-3000 sebelum masehi manusia menggunakan
gambar juga untuk menyampaikan informasi. Bangsa yunani kuno mengadaptasi symbol
milik bangsa Fenisia dengan menambah huruf vokal yang membuatnya mudah
digunakan. Papyrus membuat buku pada tahun 6000 sebelum masehi. Mesir kuno yang
menciptakan system angka, sehingga menciptakan alat bantu hitung yang disebut
abacus.
Zaman Mekanik ( 1450 - 1870)
Zaman ini termasuk dalam abad pertengahan. Pada zaman ini
manusia sudah menggunakan peralatan untuk menyimpan, mengolah, dan merekam
informasi. Pada masa ini diciptakanlah mesin cetak Gutenburg dari Jerman. Mesin
ini merupakan mesin cetak untuk penyampaian informasi. Pada tahun 1600,
computer atau mesin hitung pertama kali diciptakan oleh Blaise Pascal. Komputer
ini disebut sebagai Pascaline dan
dianggap titik awal mesin menggantikan otak manusia dalam menghitung data.
Zaman Elektro-Mekanik (1870 – 1940)
Pada zaman ini, sudah
menggunakan listrik untuk menjalankan penemuan-penemuan sesudah pascaline
ditemukan. Pada masa ini diciptakanlah telepon dan kode Morse untuk dapat berkomunikasi
jarak jauh. Lalu diperkenalkanlah komputer pertama yang digunakan untuk
menyimpan program dan data pada awal tahun 1948. Komputer tersebut diberi nama
Dubbed Manchester Mark 1.
Zaman Elektronik (1940 – Sekarang)
Pada zaman ini, kita sudah bisa merasakan mesin-mesin canggih
seperti telepon seluler,dll. Pada tahun 1957, Jean Hoerni mengembangkan
transistor planar. Alat ini dapat mengintergrasikan semua sirkuit yang
diciptakan pada tahun-tahun selanjutnya. Kemudian Departemen Pertahnan Amerika
juga mendirikan ARPANET pada tahun 1960. ARPANET hanya digunakan untuk
pemerintah, peneliti dan universitas.
Internet Of Things
Internet of things (IOT) adalah sebuah konsep atau skenario dimana suatu objek berkemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia ataupun manusia ke komputer. IOT telah berkembang dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems (MEMS), dan internet. Meskipun konsep ini kurang populer hingga tahun 1999, namun IOT telah dikembangkan selama beberapa dekade. Contoh dari IOT yaitu mesin coke di Carnegie Melon University diawal tahun 1980-an. Alat ini merupakan alat internet yang pertama, cara kerja alat ini yaitu programer dapat terhubung ke mesin melalui internet untuk memeriksa status mesin dan melihat apakah ada atau tidak minuman dingin tanpa harus pergi ke mesin tersebut.
Istilah Internet Of Things (IOT) mulai dikenal tahun 1999
yang saat itu disebutkan pertama kalinya dalam sebuah presentasi oleh Kevin
Ashton,yang merupakan CO-founder and Executive Director of the Auto-ID center
di MIT.
Berikut adalah video mengenai cara kerja Internet Of Things.
Link Prezi : https://prezi.com/9ogc1xndt6aj/inovasi-sistem-informasi-teknologi-informasi-modern/
Makalah Teori Pengambilan Keputusan
By : Muhammad iskandar
MAKALAH
TEORI ORGANISASI UMUM 2
"TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN"
DISUSUN OLEH
MOHAMMAD ISKANDAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN”. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah TEORI
ORGANISASI UMUM.
Dalam menyusun makalah ini penulis tahu bahwa masih banyak kekurangan yang
disesbabkan oleh kurangnya data yang dimiliki penulis, oleh sebab itu penulis
menerima saran atau kritik guna menyempurnakan makalah tersebut.
Dengan makalah yang disusun ini penulis berharap makalah tersebut dapat
bermanfaat untuk semua yang menggunakan makalah tersebut untuk berbagai hal.
Jakarta,15
oktober 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Keputusan adalah
hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan
seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa
keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa
pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang
sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan
mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat
adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya
merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap
manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan
keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Dasar pengambilan keputusan.
Definisi Pengambilan Keputusan:
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai
suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada
pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia.
Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap
pilihan.
Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para
Ahli :
- Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku(kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
- Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
- Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
pengambilan keputusan itu adalah suatu cara yang digunakan untuk
memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara /
teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
Dasar Pengambilan Keputusan :
Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari
pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
1.
Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas
intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh.
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan
dan kelemahan.
2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman
memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat
memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap
keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu
akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau
tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat
memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat
kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang
dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang
biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih
tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan
keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
5. Logika/Rasional
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika
ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam
proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan
rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan,
konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu,
sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang
diinginkan.
Pada pengambilan keputusan secara logika
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
- Kejelasan Masalah
- Orientasi Tujuan : “Kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai”
- Pengetahuan Alternatif : “Seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya”
- Preferensi yang jelas : “Alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria”
- Hasil Maksimal : “Pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal”
B. Jenis-jenis
keputusan Organisasi
Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat
digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil
keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat melibatkan dalam
mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut
difokuskan.
Secara garis besar jenis keputusan terbagi
menjadi dua bagian yaitu :
- Keputusan Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya
rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk
mengendalikannya.
- Keputusan tidak Rutin
Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang
diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
C. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menurut George R.Terry (1989)
faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai
berikut:
1.
Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun
rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
2.
Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk
mencapai tujuan organisasi;
3.
Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi,
perhatikan kepentingan orang lain;
4.
Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5.
Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan
mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
6.
Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang
cukup lama;
7.
Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan
hasil yang baik;
8.
Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui
apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
9.
Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian
kegiatan berikutnya.
Kemudian terdapat 6 faktor lain yang juga ikut
mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu :
1.
Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh,
seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari
tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku
yang memberikan kesenangan.
2.
Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan
bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3.
Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang
mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4.
Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan
kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan
dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5.
Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang
ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan
individual.
6.
Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan
politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik
suatu tingkah laku tertentu.
D. Implikasi
Manajerial dalam Pengambilan Keputusan
Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif
dalam organisasi sekolah Manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan kepala
sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya
dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait dengan
kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pada penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa pengambilan keputusan itu merupakan suatu cara yang digunakan untuk memberikan
suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik
tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
SARAN
Sebagaimana yang
sudah dijelaskan pada makalah tersebut alangkah baiknya bila sebelum mengambil
sebuah keputusan kita memperhatikan faktor-faktor diatas guna mengambil
keputusan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
http://anandautama04.blogspot.co.id/2012/04/teori-pengambilan-keputusan.html
http://indahrestuanjani.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-pengambilan-keputusan.html