Popular Post

Archive for 2016

Struktur Organisasi

By : Muhammad iskandar

1. Definisi Struktur Organisasi

     Struktur organisasi adalah suatu susunan atau hubungan antara komponen bagian-bagian dan posisi dalam sebuah organisasi, komponen-komponen yang ada dalam organisasi mempunyai ketergantungan. Sehingga jika terdapat suatu komponen baik maka akan berpengaruh kepada komponen yang lainnya dan tentunya akan berpengaruh juga kepada organisasi tersebut.


2. Dimensi Struktur Organisasi

     Empat desain keputusan (pembagian kerja, pendelegasian kewenangan, pembagian departemen, dan rentang kendali) menghasilkan struktur organisasi, Para peneliti dan praktisi manajemen berusaha untuk mengembangkan pemahaman mengenai hubungan antar struktur dan kinerja, sikap, keefektifan, dan variabel lainnya. Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan.

a.  Formalisasi
     Formalisasi mengacu derajat dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam setiap kegiatan / pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja. Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi, pendelegasian kewenangan yang tinggi, pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya rentang kendali.

b.  Sentralisasi
     Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi yang mengacu pada derajat dimana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan adalah sebagai berikut : Semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar sentralisasi, Semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin besar sentralisasi, Semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi, Semakin luas rentang kendali, semakin besar sentralisasi.

c.  Kerumitan
     Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.


3. Departementalisasi

     Departementalisasi adalah proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi sebagai berikut :

1. Fungsi
2. Produk atau Jasa
3. Wilayah
4. Langganan
5. Proses atau Peralatan
6. Waktu
7. Pelayanan
8. Alpa-numeral
9. Proyek atau Matriks

     Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.
     Kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
     Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif. Dertementalisasi Divisional, Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk).       
     Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi. Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah , kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis , adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.


4. Model-model Desain Organisasi

     Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.

1.       Desain Organisasi Mekanistik
     Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.

2.     Desain Organisasi Organik
     Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu cara terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain mekanistik atau desain organik lebih efektif bagi organisasi atau sub-sub untit di dalamnya.


5. Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi

     Dapat menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas didalam suatu organisasi, karena ada teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan mengapa diperlukan implikasi manajerial desain dan struktur organisasi.







Referensi :
http://nonasakurahanami.blogspot.com/2012/11/desain-dan-struktur-organisasi_6.html
http://raitosun.blogspot.com/2012/03/model-desain-organisasi.html
http://philipus-k-s-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-68321-Umum-
Penataan%20Struktur%20dan%20Desain%20Organisasi.html
http://www.pengertianku.net/2015/06/pengertian-struktur-organisasi-dan-fungsinya.html

Scanadu Scout (alat yang bisa mendeteksi penyakit hanya dalam hitungan detik)

By : Muhammad iskandar
     Scanadu Scout merupakan scaner canggih yang dapat mendiagnosa penyakit hanya dalam waktu hitungan detik. Seperti yang ada pada film "Star Trek", scanadu scout dapat mendeteksi suhu tubuh, denyut jantung, kadar oksigen dalam darah, tekanan darah, dan lain sebagainya.

    Cara penggunaan alat ini juga terbilang sangat mudah, cukup tempelkan alat ini di dahi kita dan secara otomatis alat ini akan memberikan beberapa informasi seputar penyakit yang kita derita. Alat ini dirancang oleh SEO scanadu scout Walter De Brouwer. Brouwer mengklaim bahwa perangkat ini 99% akurat dan bisa mendiagnosa penyakit dalam waktu sekitar sepuluh detik. Informasi yang didapat juga bisa disimpan dalam aplikasi Smartphone untuk memantau kesehatan kita.

     Alat ini juga dilengkapi Port USB dan bateri yang dapat berlangsung selama satu minggu meski dipakai setiap hari.

     Scanadu scout pertama kali diperkenalkan pada tahun 2012 dan juga pernah dipamerkan di Consumer Electronics Show (CES) pada tahun 2014 di Las Vegas. Scanadu scout ini juga dilengkapi dengan sensor dan mikrofon, yang diklaim dapat membaca lima tanda vital. Scanadu scout sekarang dikembangkan di NASA Ames Research Centre, California, Amerika Serikat. Alat ini dibandrol dengan harga US$ 199 atau sekitar Rp 2,5 juta.

     Gimana pendapat kalian dengan adanya alat ini? Mungkin dengan adanya alat ini kita tidak perlu lagi mendatangi dokter untuk mengetahui penyakit yang kita derita, kita hanya perlu menggunakan alat ini dan tinggal beli deh obatnya diapotek, Hehehehe. Namun pasalnya alat ini belum bisa diproduksi diindonesia. Oke untuk yang ini tau lebih lanjut mengenai alat ini bisa dilihat pada video berikut ini.






Terinspirasi dari :
https://www.youtube.com/watch?v=W6UdyFWOSkU
http://tekno.liputan6.com/read/796870/tak-perlu-ke-dokter-cek-kesehatan-anda-dengan-scanner-ini


Penyebaran Informasi dan Teknologi

By : Muhammad iskandar
       Dulu informasi bisa didapatkan melalui proses interaksi antara dua orang atau lebih untuk saling bertukar pikiran atau bebagi ilmu, bahkan pada zaman pra-sejarah manusia menuliskan informasi di dinding atau di goa dengan maksud untuk memberikan informasi kepada manusia setelah zamannya, tetapi seiring berkembangnya zaman, apalagi dizaman modern saat ini  saat ini informasi bisa didapatkan dengan mudah, salah satunya bisa melalui media cetak maupun melalui internet.
       Teknologi penyebaran informasi telah ada sejak tahun  3000 SM. Semakin bertambahnya zaman teknologi yang digunakannya pun semakin canggih. Berikut perkembangan teknologi informasi dari zaman ke zaman.
Zaman Pra-Mekanik (3000 SM - 1450 M)
       Pada zaman ini, manusia menggunakan symbol untuk menyampaikan informasi. Pada tahun 2000-3000 sebelum masehi manusia menggunakan gambar juga untuk menyampaikan informasi. Bangsa yunani kuno mengadaptasi symbol milik bangsa Fenisia dengan menambah huruf vokal yang membuatnya mudah digunakan. Papyrus membuat buku pada tahun 6000 sebelum masehi. Mesir kuno yang menciptakan system angka, sehingga menciptakan alat bantu hitung yang disebut abacus.


Zaman Mekanik ( 1450 - 1870)
       Zaman ini termasuk dalam abad pertengahan. Pada zaman ini manusia sudah menggunakan peralatan untuk menyimpan, mengolah, dan merekam informasi. Pada masa ini diciptakanlah mesin cetak Gutenburg dari Jerman. Mesin ini merupakan mesin cetak untuk penyampaian informasi. Pada tahun 1600, computer atau mesin hitung pertama kali diciptakan oleh Blaise Pascal. Komputer ini disebut sebagai Pascaline  dan dianggap titik awal mesin menggantikan otak manusia dalam menghitung data.



Zaman Elektro-Mekanik (1870 – 1940)
       Pada zaman ini,  sudah menggunakan listrik untuk menjalankan penemuan-penemuan sesudah pascaline ditemukan. Pada masa ini diciptakanlah telepon dan kode Morse untuk dapat berkomunikasi jarak jauh. Lalu diperkenalkanlah komputer pertama yang digunakan untuk menyimpan program dan data pada awal tahun 1948. Komputer tersebut diberi nama Dubbed Manchester Mark 1.

Zaman Elektronik (1940 – Sekarang)
       Pada zaman ini, kita sudah bisa merasakan mesin-mesin canggih seperti telepon seluler,dll. Pada tahun 1957, Jean Hoerni mengembangkan transistor planar. Alat ini dapat mengintergrasikan semua sirkuit yang diciptakan pada tahun-tahun selanjutnya. Kemudian Departemen Pertahnan Amerika juga mendirikan ARPANET pada tahun 1960. ARPANET hanya digunakan untuk pemerintah, peneliti dan universitas.


Internet Of Things

       Internet of things (IOT) adalah sebuah konsep atau skenario dimana suatu objek berkemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia ataupun manusia ke komputer. IOT telah berkembang dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-electromechanical systems (MEMS), dan internet. Meskipun konsep ini kurang populer hingga tahun 1999, namun IOT telah dikembangkan selama beberapa dekade. Contoh dari IOT yaitu mesin coke di Carnegie Melon University diawal tahun 1980-an. Alat ini merupakan alat internet yang pertama, cara kerja alat ini yaitu programer dapat terhubung ke mesin melalui internet untuk memeriksa status mesin dan melihat apakah ada atau tidak minuman dingin tanpa harus pergi ke mesin tersebut.
       Istilah Internet Of Things (IOT) mulai dikenal tahun 1999 yang saat itu disebutkan pertama kalinya dalam sebuah presentasi oleh Kevin Ashton,yang merupakan CO-founder and Executive Director of the Auto-ID center di MIT.

Berikut adalah video mengenai cara kerja Internet Of Things.



Link Prezi : https://prezi.com/9ogc1xndt6aj/inovasi-sistem-informasi-teknologi-informasi-modern/

Makalah Teori Pengambilan Keputusan

By : Muhammad iskandar


MAKALAH
TEORI ORGANISASI UMUM 2

"TEORI  PENGAMBILAN KEPUTUSAN"




DISUSUN OLEH
MOHAMMAD ISKANDAR











FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016









KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah TEORI ORGANISASI UMUM.

            Dalam menyusun makalah ini penulis tahu bahwa masih banyak kekurangan yang disesbabkan oleh kurangnya data yang dimiliki penulis, oleh sebab itu penulis menerima saran atau kritik guna menyempurnakan makalah tersebut.

            Dengan makalah yang disusun ini penulis berharap makalah tersebut dapat bermanfaat untuk semua yang menggunakan makalah tersebut untuk berbagai hal.









                                                                                Jakarta,15 oktober 2016          



                                                       Penulis







BAB I
PENDAHULUAN
 
LATAR BELAKANG

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.




BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi dan  Dasar pengambilan keputusan.

Definisi Pengambilan Keputusan:

     Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.

Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli :
  • Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku(kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
  • Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
  • Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah  suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.


Dasar Pengambilan Keputusan :

Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :

1.  Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.

2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.

3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.

4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

5. Logika/Rasional
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.

Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
  • Kejelasan Masalah
  • Orientasi Tujuan :  “Kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai”
  • Pengetahuan Alternatif : “Seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya”
  • Preferensi yang jelas : “Alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria”
  • Hasil Maksimal : “Pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal”


B.    Jenis-jenis keputusan Organisasi

     Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat melibatkan dalam mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.

Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi dua bagian yaitu :

  • Keputusan Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.
  • Keputusan tidak Rutin
Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.


C.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Menurut George R.Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:

1.     Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;

2.    Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;

3.    Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;

4.    Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;

5.    Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;

6.    Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama;

7.    Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;

8.    Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan

9.    Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.

Kemudian terdapat 6 faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu :

1.       Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.

2.      Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.

3.      Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.

4.      Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.

5.      Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.

6.      Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.



D.   Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan
Proses Pengambilan Keputusan dalam partisipatif dalam organisasi sekolah Manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.







BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pada penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengambilan keputusan itu merupakan suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.


SARAN
Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada makalah tersebut alangkah baiknya bila sebelum mengambil sebuah keputusan kita memperhatikan faktor-faktor diatas guna mengambil keputusan yang tepat.






DAFTAR PUSTAKA



http://anandautama04.blogspot.co.id/2012/04/teori-pengambilan-keputusan.html
http://indahrestuanjani.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-pengambilan-keputusan.html






- Copyright © Tugas Soft skill - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -